Tak pernah aku
berhenti mengharapkanmu
Meski jelas kutahu
aku berbatas waktu
Mungkin tak lagi ada aku
Di hatimu, seperti dulu
Harapanku tetap kan utuh
Sebab asa bukan tentang kembalimu
Ini hidupku, itu hidupmu
Satu dunia, berbeda kalbu
Tak bisa paksakan menyatu
Semua ada dalam waktu
blogg ini khusus bagai para manusia yang ingin mengungkapkan perasaan hatinya kedalam kata-kata yang sangat indah dan ingin di indahkan!!!!!!!
Sabtu, 13 Februari 2010
Untuk Sahabatku
Tidak ada yang salah di dirimu ketika perasaanmu mengatakan bahwa aku adalah seseorang yang engkau cintai. Sahabatku, tidak pernah salah bagi siapapun untuk mencintai seseorang yang layak untuk dicintai. Tidak juga salah bagimu, ketika akhirnya mencintaiku.
Hari ini engkau menuliskan pesan pendek untukku. Kamu bilang kamu tulus mencintaiku. Sungguh, aku tidak tahu apakah benar ketulusan itu sebagaimana yang kau ucapkan, atau sesungguhnya pesan itu hanyalah sebaris kalimat penuh pengharapan agar aku mau menerima dirimu sebagai pendampingku. Sahabatku, tidak sedikitpun aku ingin memprotesmu atau meragukan tulisan pendek itu. Tiada guna bagiku hidup dengan keraguan atau kecurigaan.
Sahabatku, tiada henti ku ucap terimakasih karena engkau telah menyayangiku, meski engkau belum sepenuhnya mengerti baik burukku. Melihat sikapmu, aku jadi menyimpulkan bahwa cinta ternyata juga penuh resiko.
Sahabatku, semoga engkau tetap bisa menjadi sahabatku. Semoga esok, ketulusan cinta yang kau tuliskan terwujud dalam sebuah kebesaran hati untuk menerima kenyataan hidup bahwasannya seluruh perasaan dan perhatianku untuk seseorang yang telah lama kucintai. Aku pikir kamu sudah lebih dari tahu, pada siapa sesungguhnya seluruh perasaanku bermuara, mengingat awalnya kedekatan kita kupikir hanya sebatas persahabatan biasa dari dua insan beda jenis saja.
Sahabatku, andai aku bukanlah seorang yang tidak menghargai keberadaanmu, mungkin aku sudah memilih untuk marah kepadamu, sebab telah mengkhianati kepercayaanku yang menganggapmu sebagai seorang sahabat. Itu sama seperti kamu memanfaatkan seluruh informasi pribadi seputar diriku untuk meraih simpati dan perasaanku. Bukankah cinta yang tulus harusnya menyadarkan dirimu bahwa seluruh cinta tulusku sudah kucurahkan pada ia yang kucintai sekian tahun terakhir ini?
Sahabatku, tanpa bermaksud mengguruimu, mungkin sedikit pengalaman hidupku bisa sedikit kau ambil pelajaran tentang seperti apa cinta tulus menurut pandanganku. Seperti kamu tahu, tidak sedikitpun aku pernah memaksakan perasaan sayangku kepadanya yang kucintai sepenuh hati. Hanya kubiarkan ia tahu dan terus merasakan bahwa aku memang tulus mencintai dan menyayanginya, tidak pernah aku memaksanya untuk melupakan atau berhenti mencari yang lain. Dan, untuk kau tahu, ia yang kucintai itu juga sungguh-sungguh mengerti tentang seperti apakah ketulusan itu sendiri.
Hari ini engkau menuliskan pesan pendek untukku. Kamu bilang kamu tulus mencintaiku. Sungguh, aku tidak tahu apakah benar ketulusan itu sebagaimana yang kau ucapkan, atau sesungguhnya pesan itu hanyalah sebaris kalimat penuh pengharapan agar aku mau menerima dirimu sebagai pendampingku. Sahabatku, tidak sedikitpun aku ingin memprotesmu atau meragukan tulisan pendek itu. Tiada guna bagiku hidup dengan keraguan atau kecurigaan.
Sahabatku, tiada henti ku ucap terimakasih karena engkau telah menyayangiku, meski engkau belum sepenuhnya mengerti baik burukku. Melihat sikapmu, aku jadi menyimpulkan bahwa cinta ternyata juga penuh resiko.
Sahabatku, semoga engkau tetap bisa menjadi sahabatku. Semoga esok, ketulusan cinta yang kau tuliskan terwujud dalam sebuah kebesaran hati untuk menerima kenyataan hidup bahwasannya seluruh perasaan dan perhatianku untuk seseorang yang telah lama kucintai. Aku pikir kamu sudah lebih dari tahu, pada siapa sesungguhnya seluruh perasaanku bermuara, mengingat awalnya kedekatan kita kupikir hanya sebatas persahabatan biasa dari dua insan beda jenis saja.
Sahabatku, andai aku bukanlah seorang yang tidak menghargai keberadaanmu, mungkin aku sudah memilih untuk marah kepadamu, sebab telah mengkhianati kepercayaanku yang menganggapmu sebagai seorang sahabat. Itu sama seperti kamu memanfaatkan seluruh informasi pribadi seputar diriku untuk meraih simpati dan perasaanku. Bukankah cinta yang tulus harusnya menyadarkan dirimu bahwa seluruh cinta tulusku sudah kucurahkan pada ia yang kucintai sekian tahun terakhir ini?
Sahabatku, tanpa bermaksud mengguruimu, mungkin sedikit pengalaman hidupku bisa sedikit kau ambil pelajaran tentang seperti apa cinta tulus menurut pandanganku. Seperti kamu tahu, tidak sedikitpun aku pernah memaksakan perasaan sayangku kepadanya yang kucintai sepenuh hati. Hanya kubiarkan ia tahu dan terus merasakan bahwa aku memang tulus mencintai dan menyayanginya, tidak pernah aku memaksanya untuk melupakan atau berhenti mencari yang lain. Dan, untuk kau tahu, ia yang kucintai itu juga sungguh-sungguh mengerti tentang seperti apakah ketulusan itu sendiri.
Kerinduan Abadi
Mencoba lepaskan beban
Kutulis sebait lagu tentang kerinduan
Terpendam dibatas jarak yang memisahkan
Jujur ingin aku bertemu
Mencoba lukiskan bayang
Selintas wajah gadis yang kurindukan
Di awan kugoreskan imaji dan bisikkan
Tetap setia padaku
Betapa berarti
Sesaat pertemuan kita
Obati rindu sekian waktu lamanya
Hanya hati
Setia pada cinta dijiwa
Kan membawa ini jadi selamanya
Kutulis sebait lagu tentang kerinduan
Terpendam dibatas jarak yang memisahkan
Jujur ingin aku bertemu
Mencoba lukiskan bayang
Selintas wajah gadis yang kurindukan
Di awan kugoreskan imaji dan bisikkan
Tetap setia padaku
Betapa berarti
Sesaat pertemuan kita
Obati rindu sekian waktu lamanya
Hanya hati
Setia pada cinta dijiwa
Kan membawa ini jadi selamanya
Letih
Letih… ku berdiri di bawah terik mentari
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali
Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir
Semenjak engkau melangkah menjauh pergi
Hingga rambut ini mulai memutih
Masih… tak kutemui engkau kembali
Letih… hanya saja raga ini b’lumlah mati
Hingga jiwa terus saja meminta tuk menunggumu disini
Sampai engkau hadir…
Sampai larut penantian menjadi bagian dari takdir
Rindu Puisi
Aku tak pernah berlari meninggalkanmu !
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Melangkah menjauhi pun tak pernah terlintas
Aku masih disini…. Aku masih ada…
Namun sebait pun kini tak sempat lagi kubuat
Setiap hari kuhanya bisa berkata pada hati
Besok mungkin dapat kuluangkan waktu lagi
Tuk menulis tentang hati…
Dalam sebentuk puisi
Nyatanya aku tak pernah sempat
Ragaku s’lalu saja terlebih dahulu penat
Sehingga asa dan rasa tak pernah sempat
Dapatkan waktu yang tepat untuk puisi-puisi baru kubuat
Hingga sekali lagi di pagi ini
Kerinduan pada puisi kembali menjadi
Curahan hatiku dalam sebentuk puisi
Semoga esok aku bisa segera kembali
Tentang Rindu
Jika bintang-bintang sudah tidak dapat lagi menemani,
biarlah ku nikmati kesunyian ini …..
Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini,
biarlah ku nikmati kehampaan ini …..
Mungkin air mata yang tulus
akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta …..
Semoga kerinduan ini kan segera berakhir,
Seiring ku dapatkan kerinduan baru yang lebih bermakna,
Dan dapat membuat ku bahagia …..
oleh: Dahyee Poetra
biarlah ku nikmati kesunyian ini …..
Jika puisi indah sudah tak dapat lagi mewakili perasaan ini,
biarlah ku nikmati kehampaan ini …..
Mungkin air mata yang tulus
akan lebih bermakna daripada tawa penuh dusta …..
Semoga kerinduan ini kan segera berakhir,
Seiring ku dapatkan kerinduan baru yang lebih bermakna,
Dan dapat membuat ku bahagia …..
oleh: Dahyee Poetra
Rabu, 10 Februari 2010
cinta buta
sesatnya hati
hancurkan jiwa
melihat cinta
yang terbina
butakan mata
hilangkan akal
dengan rasa cinta
yang membara
hancurkan jiwa
melihat cinta
yang terbina
butakan mata
hilangkan akal
dengan rasa cinta
yang membara
Langganan:
Postingan (Atom)